Minggu, 03 Juni 2012

ALLAH, BERKAHILAH UMUR HAMBAMU

Perjalananku telah berlalu
Setengah abad telah ku lalui
Menapaki hidup telah kurasa
Betapa  asin rasa dunia ini

Allah…
Engkau berikan hamba umur
Namun, hamba belum bisa bersyukur
Engkau beri hamba rizki
Namun, belumlah hamba cari
Engkau beri hamba cinta
Namun, belum hamba rasa

Allah…
Betapa hidup hambaMu ini berlumur dosa
Selalu mendurhakaiMu
Hanya sesal yang hamba rasa
Hanya pilu yang menghantuiku

Allah…
Engkau beri hamba nikmat
Engkau beri hamba ilmu
Engkau beri hamba tahta
Engkau beri hamba umur
Jadikanlah hamba ini selalu bersyukur

Allah…
Terimalah taubat hambaMU
Berkahilah sisa umurku
Barokahilah umurku yang telah berlalu
Kuatkanlah pijakan hambaMu
Untuk meraih surgaMu

Delima ranum, indah pesona
Terpasang rapi dalam hati
Pesona  surga cinta
Membara dalam alunan nadi
Meraih bintang dalam juang
Meraih mimpi dalam prestasi

Semoga hamba mengingatMu
Hingga akhir hayatku
Hingga ukhuwah masuk bersamaku
Selalu menghujam dalam dadaku
Dalam dekapan tarbiyah dan harokahMU
Hingga kemenangan da’wah mengalir dalam darahku
Allah, berkahilah umurku….

(Saya tulis puisi ini dalam miladku/Senin, 14 Rajab 1433 H)

Senin, 21 Mei 2012

NILAI ESTETIKA

Nilai estetika menjadi penulis atau sastrawan harus dipunyai,ini berguna utk mengembangkan ide dan kemampuan dalam sudut pandang,misalnya bila sastrawan melihat alam maka ia akan mampu melukiskan dengan ide-ide segarnya dengan berlembar2 tulisan,akan tetapi bila orang awam melihat alam ini dianggap biasa-biasa saja. Bangunlah nalar dengan membangun kecerdasan verbal (Oral),daya tanggap harus cerdas yakni mata,telinga,pikiran,sentuhan dan yg lebih penting adalah hati (Beni Saputra dlm Diary Sang Aktivis)

PERMATA HATI

Inderalaya/Rabu,7 Juli 2010               08:32 WIB

Detak hati tak mau menepi
Detak cinta tak mau hilang
Hanya tersimpan dalam bisikan hati
Biarlah Tuhanku Yang Maha Penyayang kan bilang

Kutulis permata di dalam jiwa insan
Terketuk di hati sebuah pedoman

Rinduku tak mungkin berlalu
Sejak ku serahkan bunga mawar biru
Ketegaranmu yang membuatku…
Berjuta kali aku rasa cinta padaMu

Indah tak berujung bagaikan fitrah
Kenangan manis takkan pernah gerah
Terbayang cinta dalam lembayung
Ku tutup dalam kalbu tanpa ujung
Andaikan Engkau permata hatiku
Izinkanlah ku menatap hatimu


SANG BIDADARI SURGA

Cintamu menggema…
Keangkasa raya…
Aku rindu padamu…
Kapankah kau hadir,untuk menjemputku?

Ku terbayang akan anggunnya wajahmu,
Wanginya tubuhmu
Kapankah kau dapat kumiliki…?

Ku kuatkan langkah kakiku…
Ku tingkatkan imanku…
Ya Allah,ridhoilah kambaMu
Menjemput bidadariku…
Dia bermata jeli,selalu menggetarkan hati

Izinkanku memeluknya…
Mendampinginya…
Dialah buah tanganMu…
Untuk penghuni surgaMu…

Duhai Tuhanku,pesankanlah untukku Satu
Sang bidadari surga yang selalu kurindu
Hingga akhir hayatku…

WAHAI AKTIVIS

Palembang/Selasa,6 Juli 2010             07:38 WIB
Wahai Para Aktivis…
Nyalimu sungguh besar
Kobarkan semangat da’wah,pengobar kebenaran
Kibarkan benderamu,atur barisanmu…

Engkau aktivis…
Para aktivis takkan kenal bengis,maupun rintihan tangis
Kebatilan akan selalu kau kikis
Kaulah para pejuang
Tak pandang mana ujung pedang
Bahkan senapan yang menerjang

Kaulah atkivis abdi Negara
Kau bergerak bebas,bagai burung-burung ababil..
Yang melemparkan batu api di kepala raja yang tak adil
Suaramu lantang dan menantang
Engkaulah para penyeru dan pejuang
Kau kebanggaanku,kaulah harapan negeriku…

ZIONIS

Ketamakanmu,racun bagiku
Bagi duniaku
Kau rakus,kejam,iblis…
Kau haus darah…

Sungguh hina,zionis…
Hidupmu melebihi binatang
Melebihi raja singa
Engkau kejam pada dunia
Kau buta…
Tuli…
Bodoh…
Mana moralmu…

Sungguh,kau sakiti dunia ini
Kau puas setelah melepaskan peluru
Bangga…
Tertawa…
Bagaimana nasib mereka
Wahai Palestina tercinta
Jangan takut…
Engkau di atas kebenaran
Aku bangga kepadamu,wahai Palestina
Apalagi umat dunia…

Kau sahid masuk surga,wahai Palestina
Sementara zionis,akan disiksa di neraka…
Aku merindukanmu Palestina
Kau teladanku
Teladan umat duniaku